Jumat, 18 Maret 2016

Pemanfaatan Twitter sebagai Media Pembelajaran



Di era global seperti sekarang ini, hampir setiap orang mudah untuk mengakses internet. Dari orangtua , remaja, hingga anak kecil pun sudah mengenal internet.  Apalagi didukung dengan menjamurnya smartphone dan paket internet yang berlomba-lomba menamai dirinya murah.  Tidak perlu repot untuk ke warung internet untuk mengaksesnya. 
Seiring berkembangnya teknologi internet, masyarakat pun makin ramah dengan situs jejaring sosial facebook, blogger, my space hingga twitter. Situs jejaring sosial tidak hanya menjadi wadah untuk berinteraksi dengan teman. Ada yang memanfaatkannya sebagai media dalam menyampaikan informasi, untuk mempromosikan produk, bahkan hanya sekadar untuk mencurahkan perasaan sang pengguna.
Dari berbagai macam jejaring sosial, salah satu diantaranya adalah twitter. Jejaring sosial ini sedang gencar-gencarnya digandrungi masyrakat selain facebook.  Terlebih untuk remaja yang tidak ingin ketinggalan zaman modern. Twitter dikalangan remaja memang sangat bermanfaat  untuk  menambah teman atau link mereka, bisa menjadi sarana bisnis  dan bisa menjadi tempat ajang kepopuleran bagi remaja saat ini.
Lalu bagaimana bila twitter digunakan sebagai sarana belajar?? Menurut saya, itu hal yang sangat luar biasa dan patut dicoba. Sekarang ini twitter bukan hanya sekadar jejaring sosial tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Hal ini dapat tergolong ke dalam salah satu e-learning.
Sejauh ini, twitter memang belum berkembang secara khusus dalam penerapan e-learning. Tentu saja tidak semudah membalikkan telapak tangan dalam mengaplikasikannya. Ada beberapa faktor yang menjadi kendala dalam e-learning. Seperti tidak meratanya koneksi internet yang dimiliki siswa dan tidak semua guru di negeri ini yang melek internet, apalagi mengerti soal twitter.
 Pemanfaatan jejaring sosial untuk kepentingan belajar mengajar memang belum banyak yang mempraktekkannya. Banyak orang yang beranggapan bahwa belajar adalah menghafalkan sejumlah materi. Siswa seolah-olah menjadi mesin fotocopy yang menyalin buku kedalam otaknya.  Padahal, menghafal adalah tingkat terendah dari belajar. Hal ini dikemukakan oleh Bloom dalam tingkatan tujuan pembelajaran yang terkenal sebagai taxonomy bloom.
Coba bayangkann apabila pada saat guru sedang menjelaskan materi, lalu siswa ngetweet tentang pelajaran pemahamannya. Sama persis seperti menulis di bukku catatan, hanya berbeda pada medianya saja. Setelah itu mereka dapat berdiskusi dengan menggunakan fitur-fitur yang ada di twitter seperti  hashtag, reply, retweet, dll. Misalnya seperti #matematika untuk berdiskusi tentang pelajaran matematika. Hal itu berguna untuk mempermudah dalam mengklasifikasikan diskusi kelompok dengan siswa dan guru.
Dengan begitu, siswa dan guru tidak akan tersesat dalam komunikasi yang lebih umum, melainkan lebih spesifik ke pembahasan sesuai topik yang mereka inginkan. Ini juga menghindari percampuradukkan antara isu pribadi dan isu sekolah. Para siswa menyimak dan menemukan pelajaran yang menurutnya menarik. Siswa membuat ringkasan dalam 1 tweet yang berisi 140 karakter.  Bisa jadi, siswa membuat tweet tentang pertanyaan yang muncul di benaknya. Maka selama ia sekolah akan terkumpul tweet-tweet yang juga jadi catatan sekolah.
                Lalu apa bedanya dengan mencatat secara tradisional ?  Ketika  mencatat secara tradisional mahasiswa dapat menuliskan  apa saja dan tanpa batas karakter. Otak ketika mendapat tantangan cenderung mengikuti cara yang nyaman, menyalin kata-kata  persis yang didengar. Beda dengan ngetweet, otak kita ditantang untuk menemukan inti pelajaran yang panjangnya tidak lebbih dari 140 karakter. Bahkan harus membuat sebuah kalimat baru yang melukiskan materi yang didapatkan. Meski hanya 140 karakter, tapi membuat sebuah tweet bukanlah hal mudah. Butuh kreativitas kita untuk membuat tweet yang memikat.
                Selain sebagai media pembelajaran bagi siswa , twitter juga telah digunakan sebagai media pembelajaran untuk khalayak umum. Banyak akun-akun twitter yang aktivitasnya membagikan info dan ilmu pengetahuan umum. Mulai dari info kesehatan,  kecantikan, tips-tips menarik, dan masih banyak lagi. Setiap akun ini biasanya memiliki jadwal dalam memposting atau mentweet info tersebut,  namun ada pula yang memposting setiap saat.
                Contohnya saja akun @infoLengkap , akun ini membagikan ilmu tentang pengetahuan umum. Dia memposting info menarik setiap saat hanya dengan menggunakan 140 karakter. Padahal info yang dia berikan itu mungkin berasal dari artikel yang terdiri dari banyak paragraf. Ini membuktikan bahwa, twitter dapat membantu memacu kreativitas bagi si penulis dalam menyimpulkan isi informasi  sehingga memberikan kemudahan pula bagi si pembaca dalam mencerna informasi yang dia dapat.
                Dalam bidang lain contohnya adalah akun @tipsbizonline dan @kelaspengusaha. Akun ini memberikan informasi dan tips-tips dalam bidang bisnis dan wirausaha. Berbeda dengan contoh sebelumnya, mereka  membagikan tips-tips dan info secara terjadwal, yaitu pukul 9 pagi dan 9 malam. Dengan sistem ini, para pembaca atau biasa disebut follower dapat mengetahui kapan mereka harus membuka twitter untuk membaca tweet yang diberikan akun itu. Sehingga waktu mereka pun terjadwalkan , kapan harus belajar dan kapan harus melakukan aktivitas lain.
                Masih banyak lagi akun-akun lainnya yang memberikan info seperti itu. Informasinya pun bermacam-macam bidang dan dengan cara yang berbeda pula. Hanya dengan memfollow akun tersebut, maka informasi akan secara otomatis masuk kedalam timeline kita.
                Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa twitter merupakan media pembelajaran baru di masa kini. Banyak cara-cara menarik yang dapat memberikan kemudahan si pembaca dalam menerima informasi, walau hanya dibatasi 140 karakter saja. Penggunanya pun bukan hanya seseorang yang masih belajar secara formal, masyarakat umum pun dapat menggunakannya untuk belajar.  Jadi ? Mau belajar melalui twitter? Kenapa tidak!!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar