Jumat, 18 Maret 2016

Makalah Teknologi Pembelajaran Dalam Praktek


BAB II
PEMBAHASAN
Teknologi Pembelajaran Dalam Praktek

Teknologi pembelajaran berkembang melalui interaksi konsisten antara teori dan praktek. Teknologi pembelajaran bersifat unik dalam pengertian bidang studi ini juga menggantungkan pada model model untuk melengkapi teori. Model yang banyak digunakan dalam studi itu bersifat procedural, Dan kebanyakan model ini memberikan panduan proses rancangan. Sementara model procedural itu memiliki dasar teoritis, dan meringkas praktek yang berhasil atau dapat memberikan respon pada karateristik unit lingkungan tertentu.
Praktek teknologi pembelajaran juga berpengaruh pada evolusi,oleh karena itu mempengaruhi bagaimana bidang studi itu didefinisikan. Disamping itu, praktek berpengaruh daripada teori.
A.    Elemen yang membentuk praktek teknologi pembelajaran
Praktek teknologi pembelajaran dibentuk oleh  model – model serta landasan teori, namun tetap saja terdapat elemen – elemen lain yang dapat memudahkan atau mempersulit penggunaan model serta teori. Elemen – elemen tersebut antara lain :
Ø  Tipe isi pembelajaran
Ø  Karateristik pebelajar
Ø  Organisasi pembelajar
Ø  Daya dukung peralatan yang tersedia
Ø  Keahlian praktisi
Teknik dan prosedur teknologi pembelajaran, khususnya yang berhubungan dengan rancangan pembelajaran disajikan sebagai model generik dengan variasinya bergantung pada jenis mata pelajaran yang diajarkan dan juga keterampilan prasyarat dan latar belakang pembelajar.
Dimensi praktek teknologi pembelajaran cenderung berkembang seirama dengan peningkatan kemampuan teknologi yang ada. Seperti halnya bidang lain, kualitas praktek ditentukan oleh keterampilan dan keahlian praktisi. Keahlian itu mengalami evolusi selama bertahun tahun seiramam dengan fungsi banyaknya perubahan dalam bidang studi itu.
B.     Konteks Praktek Teknologi Pembelajaran
Masyarakat praktisi mempengaruhi perkembangan nilai, kepercayaan, dan prioritas dalam teknologi pembelajaran. Perubahan dalam kepercayaan dan nilai ini dipengaruhi oleh tujuan dan sumber daya dalam lingkungan tertentu.
v  Ruang lingkup praktek teknologi pembelajaran
Secara umum alumni program teknologi pembelajaran menemukan pekerjaan dalam berbagai lingkungan kerja. Di berbagai wilayah geografis pelatihan kerja dewasa ini menghendaki pelatihan dalam teknologi pembelajaran atau bidang yang terkait. Ely (1992) mencatat kecenderungan lebih banyak praktek teknologi pembelajaran diliuar konteks sekolah dari pada dalam sekolah. Kecenderungan ini bermula satu dasa warsa yang lalu dan tampak terus berlanjut.
Dari perspektif banyak bidang studi, perubahan yang lebih dramatis tidak banyak terjadi pada aplikasi pelatihan. Tetapi yang banyak pada perkembangan praktek teknologi pembelajaran di seluruh dunia. Dalam beberapa kasus, arena internasional merupakan refleksi struktur global dari banyak perusahaan Amerika, tetapi hal ini tidak untuk semua kegiatan, disamping itu, sebagian besar Negara seperti Kanada dan Belanda memiliki program akademik teknologi pembelajaran di perguruan tinggi dan universitas.



v  Variasi praktek di antara lingkungan kerja
Oleh karena arena bisnis dan pelatihan industri mendominasi dalam beberapa wilayah kajian, terdapat penekanan baru dalam topik-topik berikut seperti:
Ø  Pembelanjaran berorientasi keterampilan dan transfer pelatihan berkelanjutan
Ø  Pembelajaran bersifat pada isi dan bukannya berpusat pada pebelajar
Ø  Analisis front-end dan rancangan system pembelajaran
Ø  Teknologi belajar jarak jauh
Ø  Karateristik pebelajar orang dewasa
Ø  Teknologi performansi
Lingkungan kerja juga cenderung menekankan produktivitas dan mengurangi waktu siklus rancangan. Tekanan-tekanan ini mengarah pada perkembangan system dukungan performasi elektronis dan pendekatan baru pada rancangan dan perkembangan dalam pencarian teknik yang lebih efisien (Dick, 1993; Wager, 1993 ) tetapi kadang-kadang juga saat-saat dimana ada fase krisis, misalnya evaluasi dan pembelajaran dalam lingkungan ini follow-up kurang medapat perhatian atau dihilangkan untuk menghemat waktu dan dana.
Lingkungan sekolah memiliki kebutuhan lain yang berpengaruh pada praktek teknologi pembelajaran dalam lingkungan ini, termasuk :
Ø  Pembelajaran fleksibel dan berpusat pada guru
Ø  Memenuhi kebutuhan siswa secara komprehensif
Ø  Pembelajaran yang tidakk bergantung pada rancangan front-end secara ekstensif
Ø  Assessment dan evaluasi
Tidaklah mengherankan bahwa bidang studi ini memiliki kesulitan dalam penerapan prosedur dalam dua lingkungan ini secara persis tanpa penyesuaian (gustafon 1993) meskipun terdapat tiga prosedur generic yang dipandang bisa mengatasi kendala lingkungan. Tetapi prinsip teknologi pembelajaran yang di terapkan dalam banyak lingkungan mengajar memungkinkan terciptanya lapangan untuk praktek dalam bidang teknologi pembelajaran yang memungkinkan untuk terus berkembang.
C.    Pekerjaan teknologi pembelajaran
Pekerjaan teknologi pembelajaran biasanya ditentukan oleh struktur dan tujuan lingkungan kerja tertentu dan juga fungsi posisi itu. Seels dan glasgow (1990) mendiskripsikan pasar kerja dengan membedakan antar peranan peneliti dan praktisi. Sementara peneliti dan lingkungan akademik mempertimbangkan ranah tertrentu bidang studi itu. Mereka pada umumnya menentukan spesialisasi di salah satu (atau dua) ranah. Di sekolah atau lingkungan pelatih, kebanyakan peneliti dalam organisasi itu terlibat dalam penelitian evaluasi.
`            Praktisi juga berkepentingan dengan salah satu ranah bidang studi itu, tetapi profesional sekolah cenderung menentukan spesialisasi dalam lingkup yang lebih terbatas. Sementara ada generalis yang bagi mereka, luasnya ruang lingkup teknologi pembelajaran menghalangi pencapaian keahlian oleh individu tertentu dalam suatu ranah kegiatan. Hal ini berlaku ahli teori dan praktisi. Kebanyakan teknologi pembelajaran memiliki pekerjaan yang menuntut ketrampilan tertentu dalam satu atau dua hal, misalnya dalam rancangan dan pengembangan teknologi tertentu atau pemakaian media.
D.    Peranan Keahlian Para Praktisi 
1)      Pelatihan formal dan Pelatihan – Ulang.
Para teknologi pembelajaran sekarang ini, yang berkarya dalam berbagai situasi lebih terampil dibandingkan generasi sebelumnya. Semakin banyak praktisi yang memperoleh palatihan formal, terutama di tingkat pascasarjana.
Para teknologi pembelajaran yang mempraktekkan ilmu di lapangan akan terus mengembangkan keahlian serta keterampilan mereka melalui kegiatan yang dilakukannya di luar lingkup program palatihan formal.
2)      Klasifikasi Kompetensi Profesional.
Seiring dengan meluasnya bidang teknologi pembelajaran, organisasi– organisasi profesi melakukan tugas mengembangkan dan menyepakati daftar kompetensi inti untuk jabatan praktisi, terutama bagi mereka yang bekerja di sektor pelatihan. Divisi Instruksional Development dari organisasi AECT bersama dengan National Society for Performence and Instruksional (NSPI) membentuk satuan tugas untuk malaksanakan tugas serupa.
Menurut satuan tugas tersebut, rumusan kompetensi selain diperlukan sebagai dasar untuk sertifikasi, juga dapat digunakan untuk :
Ø  Penilaian diri dan pengembangan diri
Ø  Menciptakan terminologi yang sama.
Ø  Pengembangan program akademik
Ø  Membantu untuk mengidentifikasi praktisi yang memenuhi syarat
Ø  Landasan untuk merumuskan bidang
Sekarang masalah sertifikasi sering diartikan sebagai suatu gerakan mutu demi terciptanya standardisasi mutu di lingkungan industri. Sertifikasi diajukan sebagai suatu cara untuk membatasi keragaman, suatu cara untuk menjmin mutu kinerja dan mutu produk pembelajaran.
Pendapat umum menyatakan bahwa penentuan sertifikasi perancang pembelajaran dan pelatih danggap setara dengan wewenang tradisional pemerintah untuk mensertifikasi guru kelas atau berbagai pekerjaan khusus di bidang pendidikan, seperti pustakawan media, teknolog pembelajaran, koordinator komputer. Aturan – aturan seperti tadi tentu memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif yaitu sertifikasi guru menunujukknan jaminan akan kemampuan dasar seorang melalui persiapan formal, dan bahwa pelatihan telah memberikan kemampuan minimun, sebagai contoh bahwa seorang guru harus sudah mengikuti praktek pengalaman kelas yang diawasi sebelum dia diberi tanggung jawab penuh dalam mengajar.
E.     Etika Praktek Teknologi Pembelajaran
1)      Modifikasi standar etika
Salah satu dimensi pentingnya ialah kesadaran dan pemasyarakatan standar praktek yang di landasi etika professional. Selanjutnya standar ini yang membentuk praktek sehari-hari dalam suatu bidang studi. AECT telah menyatakan kode etik professional dan prosedur menangani masalah etis diberlakukan sejak pembentukannya seperempat abad yang lalu.
Kegiatan ini sangat bermanfaat, berdasarkan kenyataan bahwa masyarakat ini menempatkan perhatian pada masalah etika dalam berbagai lingkungan. Etika sangat berpengaruh dalam berbagai bidang.standar perilaku ini berfungsi sebagai sumber arah yang yang lebih abstrak dan konkret untuk praktek sehari-hari.
2)      Kepedulian Etika Profesi
Oleh karena terjadinya perubahan teknologi yang sangat cepat norma etis juga berubah dan norma-norma baru ditetapkan dan dipopulerkan. Sebagian topik sudah sangat jelas seperti penggunaan duplikasi tekologi. Isu itu sudah dibahas di perundangan dan  juga kode etik.
Teknologi baru telah telah menciptakan isu etis yang lain yang tidak begitu tampak dan kelihatannya tidak berpengaruh. Misalnya, persoalan persamaan dalam kesempatan pendidikan dapat menjadi isu teknologi. Baik secara etis maupun praktis hal itu merupakan dilema. Perhatian etis itu bisa menjadi lebih kompleks ketika pengaruh teknologi semakin kelihatan. Dalam situasi ini sulitlah untuk menentukan perilaku yang bagaimana dipandang tepat dan apa yang bisa memiliki pengaruh negatif jangka panjang.
F.     Peran Pratisi Dalam Mempengaruhi Evolusi Teknologi Pembelajaran
Teknologi pembelajaran bergerak dari keterapilan, profesi, sekarang bidang studi. Evolusi ini paralel dengan pertumbuhannya dari praktek ditingkat teknisi ditempat kerja menjadi kegiatan professional yang menghendaki pengetahuan dan penyiapan yang lebih tinggi. Evolusi ini mendeskripsikan dalam rangkaian studi mengenai bidang studi dan juga dalam upaya mendefinisikan ruang lingkup dan fungsi bidang studi.
G.    Penelitian tentang Pekerjaan dalam Media Pembelajaran tahun 1970.
Pada akhir dasawarsa 1960-an, the Department of Audiovisual Instruction of the National Education Association (cikal bakal AECT) melakukan analisis praktek teknologi pembelajaran pada saat itu. Proyek ini dilakukan dengan cara unntuk menganalisis bidang studi itu dan menjadi sejarah tersendiri untuk praktek teknologi pembelajaran. Laporan proyek ini adalah Jobs in Instructional Media( Wallington,et al,19970) dan lebih dikenal dengan the JIMS report.
 Dasar-dasar bidang studi
Penelitian JIMS didasasrkan pada 2 orientasi berebeda. Yang pertama ialah konsep analisis pekerjaan fungsional (function jobs analysis). Teknik ini dikembangkan oleh Sidney A.Fine dari Upjohn Institute for Employment Research, melibatkan identifikasi tugas pekerjaan secara lengkap. Tugas tersebut di kelompokkan dalam bentuk apakah tugas itu masuk kategori data, orang atau benda. Setiap kategori selanjutnya di bagi menjadi fungsi-fungsi yang dapat di deskripsikan menurut tingkat kesulitan dan jumlah pembelajaran yang diperlukan untuk melakukan fungsi itu.
Selain menggunakan teknik-teknik analisis pekerjaan fungsional, penelitian JIMS juga dipengaruhi ranah teknologi pembelajaran yang dikembangkan dalam the Medi Guidelines Project of the Teaching Research Division dari Oregon Sistem Of Higher Education. Hal ini merupakan konsep yang disertakan dalam definisi lebih awal (AECT, 1972; AECT, 1977) dan juga definisi yang berlaku kini. Salah satu perbedaannya ialah bahwa dulunya fungsi praktisi menentukan ranah bidang studi.
 Pengaruh dan Perluasan Laporan JIMS
Tingkat presentase pekerjaan dalam bidang yang melibatkan tugas para profesional seperti opersi pealatan. Konsekuensinya, proyek itu meliha secara sistematis pada tugas kerja yang mengelompok untuk memberikan dasar kearah titian karier. Oleh karena itu laporan JIMS menajadi dasar bagi teknologi pembelajaran untuk berkembang menjadi profesi.

H.    Hubungan antara Definisi 1994 dengan Praktek
Definisi teknologi pembelajaran yang belaku kini disajikan sebagai teori sekaligus praktek. Ranah-ranahya menunjukkan dasar pengetahuan bidang studi itu disamping memberikan skema utama untuk mengklasifikasikan cara spesifik bagaimana pengetahuan ini diterapkan di lapangan.untuk bisa sesuai dengan definisi itu secara utuh, kegiatan disetiap ranah biasa berhubungan dengan proses pembelajaran atau sumber pembelajaran.
Terdapat banyak kompetisi profesional yang ditunjukkan oleh teknolog pembelajaran ketika pekerjaan mereka dihubungkan dengan satu ranah saja. Banyak pula sebutan pekerjaan yang berkaiatan dalam wilayah kompetensi dan performensi yang sama. Terdapat juga pertumbuhan dalam pekerjaan , kompetensi, proses dan sumber yang berhubungan dengan setiap dimensi bidang studi dan teknologi pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Definisi 1994 bidang studi memberikan karakter teknologi pembelajaran sebagai teori dan praktek. Ini menjelaskan bahwa bidang studi ini berdasarkan orientasinya pada praktek. Dewasa ini praktek teknologi pembelajaran dipengaruhi oleh konteks tempat kerja, variasi pekerjaan yang ada, dan tingkat keahlian yang diharapkan dari mereka yang mendapatkan pelatihan dalam berbagai aspek. Di samping itu, praktek dibentuk oleh, standar etis dalam profesi. Jelaslah bahwa pertumbuhan masa dating bisang teknologi pembelajaran akan terus dibentuk oleh praktek maupun oleh meluasnya kerangka intelektual.
B.     Saran
Seharusnya para profesi yang mumpuni di bidang ini memberikan ilmu dan pengalamannya agar masyarakat lain dapat  memahami dan mempraktekkannya. Dan di era global seperti ini teknologi menjadi harga mati untuk memajukan bangsa ini seharusnya kita bisa menyikapinya dan bisa mengambil sisi positif dari perkembangan teknologi yang sangat pesat.
Daftar Rujukan
Dwiyogo, Wasis D. 2010. Dimensi Teknologi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Wineka Media : Malang
Seels, B. B., & Richey, R. C. 1994. Instructional technology: the definition and Domains Of The Field. Washington, DC: Association for Educational Communications and Technology.
Association for Educational Communications and technology. 1994. The Definition of Educational Technologi. Washington : A.E.C.T
Richey, R.C . 1986 . The theoretical and conceptual bases of instructional design. London : Kogam Page
Prawiradilaga,  Dewi  S.  2007. Konsep  Teknologi  Pendidikan  Dari  Masa  ke  Masa.  No.20/XI/TEKNODIK/April/2007, 41-55.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar