KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ SHALAT SUNNAH”
Makalah ini berisikan tentang Shalat Sunnah atau lebih
khususnya membahas macam-macam Shalat Sunnah.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang Shalat Sunnah.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sholat
merupakan kewajiban yang tidak dapat di tinggalkan bagi umat muslim yang sudah
mukalaf. Dalam syariat Islam sholat itu terbagi kepada dua macam, yaitu sholat
fardhu dan sholat sunnah. Sengaja disayriatkan sholat sunnah ialah untuk
menambal kekurangan yang mungkin terdapat pada sholat-sholat fardhu, maka perlu
disempurnakan dengan sholat sunnah. Selain itu juga karena sholat itu
mengandung keutamaan yang tidak terdapat pada ibadah-ibadah lain. Banyak sekali
macam-macam sholat sunnah yang disaryiatkan. Dengan demikan maka pada
kesempatan kali ini saya akan menguraikan dari macam-macam dari sholat sunnah.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Sholat Sunnah?
2.
Bagaimana Pengertian Sholat Sunnah Berjamaah Dan Macam-Macamnya?
3.
Bagaimana Pengertian Sholat Sunnah Munfarid Dan Macam-Macamnya?
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Shalat Sunnah
[1]Sholat sunnah adalah sholat yang dikerjakan di luar
sholat fardhu. Nabi Muhammad SAW mengerjakan sholat sunnah selain untuk
mendekatkan diri kepada Allah juga mengharapkan tambahan pahala. Seseorang yang mengerjakan sholat sunnah maka
ia akan mendapatan pahala, jika tidak dikerjakan pun ia juga tidak mendapatkan
dosa. Shalat sunnah terbagi
dua yaitu:
1. Shalat sunnah yang dilaksanakan secara berjamah. Shalat
sunnah jenis ini status hukumnya adalah muakkad,contohnya: shalat
idul fitri, idul adha, terawih, istisqa, kusuf dan khusuf.
2. Shalat sunnah yang dikerjakan secara munfarid (
sendiri-sendiri ). Status hukumnya ada yang muakkad seperti:
shalat sunnah rawatib dan tahajud. Ada pula yang status hukumnya sunnah biasa (
ghairu muakkad ) seperti: shalat tahiyatul masjid, shalat dhuha, shalat witir,
dan lain-lain.
Contoh-contoh
shalat sunah:
· Shalat sunah
yang di anjurkan secara berjamaah
v Shalat Id
v Shalat Istisqo
v Shalat Gerhana
v Shalat Tarawih
v Shalat Witir
· Shalat sunnah
yang dianjurkan secara munfarid :
v Shalat rawatib
v Shalat tahajud
v Shalat istikharah
v Shalat hajat
v Shalat dhuha
v Shalat Wudhu
v Shalat sunnah tasbih
v Shalat sunnah taubat
Pengertian shalat sunnah berjamaah
[2]Shalat sunnah yang dilakukan berjamaah ialah shalat sunnah
yang dikerjakan ecara bersama-sama. Terdiri dari imam dan makmum.
Contoh shalat sunnah yang dilakukan dengan berjamaah :
1. Shalat
Idul Fitri
Shalat Idul Fitri dilakukaan setiap tanggal 1 Syawal
,waktunya berlangsung sejak matahari terbit sampai condong ke barat . Disunahan
pelaksanaannya lebih akhir. Shalat Idul Fitri dilaksanakan di
mesjid atau di tempat lain yang memungkinkan untuk ditempati, seperti di
lapangan atau di halaman yang luas. Shalat Idul Fitri terdiri dari 2 rakaat.
Hukumnya sunnah Mu akad (dianjurkan).
Niat Shalat Idul Fitri :
Ushalli sunnatal li, iidil
fitri rak'ataini (imamam/makmumam) lillahi Taa'laa
artinya :
"Aku niat shalat idul
fitri dua rakaat (imam/makmum) karena Allah”
Syarat, rukun&sunnatnya sama seperti
shalat yg lainnya. Hanya ditambah beberapa sunnat sebagai berikut :
a. Berjamaah
b. Takbir 7 kali
pada rakaat pertama & 5 kali
pd rakat ke 2
c. Mengangkat tangan setinggi
bahu pada tiap takbir.
d. Setelah takbir yg ke 2
sampai takbir yang terakhir baca tasbih.
e. Membaca surat Qaf di rakaat
pertama&surat Al Ghasiyah pada rakaat kedua.
f. Imam menyaringkan bacaannya
g. Khutbah 2 kali
setelah
shalat sebagaimana khutbah jum'at
h. Pada khutbah Idul Fitri memaparkan tentang zakat fitrah & pd
Idul Adha tentang hukum-hukum Qurban.
i. Mandi, berhias, memakai
pakaian sebaik-baiknya.
j. Makan terlebih dahulu pd
shalat Idul Fitri, pd Shalat Idul Adha sebaliknya.
Tata cara shalat Idul fitri
1) Rakaat pertama
meliputi : takbiratul ikhram,takbir sebanyak tujuh kali (setiap takbir
diselingi membaca tasbih), membaca do’a iftitah, membaca Surah Al-Fatihah,
membaca salah satu surah Al-Qur’an, rukuk, i’tidal, sujud pertama, duduk
diantara dua sujud, sujud kedua, bangkit dari sujud langsung berdiri.
2)
Rakaat kedua : Takbir sebanyak lima
kali, membaca Surah Alfatihah, membaca salah satu surah Al-Qur’an, dan
seterusnya sampai salam. Selesai shalat Idul Fitri, khotib naik ke mimbar untuk
berkhutbah. Sementara itu para jamaah mendengarkan khotbah sampai selesai.
2. Shalat Idul Adha
[3]Cara
shalat Idul Adha sama dengan pelaksanaan shalat Idul Fitri,hanya waktu
pelaksanaannya yang berbeda.Shalat idul adha dilaksanakan pada tanggal 10
Dzulhijjah, sedangkan Idul Fitri tanggal 1 Syawal. Hukumnya sunnah Mu akad (dianjurkan).
"Sesungguhnya
kami telah memberi engkau (yaa Muhammad) akan kebajikan yg byk, sebab itu
shalatlah engkau&berqurbanlah krn Tuhanmu pd Idul Adha
(Q.S.AlKautsar.1-2)
Dari Ibnu Umar:
"Rasulullah, Abu Bakar, Umar pernah melakukan shalat pada 2 hari raya
sebelum berkhutbah." (H.R. Jama'ah).
Niat Shalat Idul Adha :
Ushalli sunnatal li'iidil Adha
rak'ataini (imamam.makmumam) lillahita'aalaa
artinya : "Aku
niat shalat idul adha dua rakaat (imam/makmum) karena Allah"
3.
Shalat Tarawih
Shalat tarawih
ialah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari di bulan ramadhan. Hukum
nya sunnah muakad, artinya sunnah yang sangat dianjurkan bagi laki-laki ataupun
perempuan. Waktu shalat tarawih adalah setelah shalat isya sampai terbit fajar.
Cara
melaksanakan tarawih :
1. bagi yang
mengerjakan 20 rakaat, setiap 2 rakaat salam. Bagi yang mengerjakan 8 rakaat
boleh dilakukan 2 kali salam boleh juga 4 kali salam.
2. Salat tarawih
boleh dilakukan dengan cara sendirian (munfarid). Tetapi lebih utama dilakukan
dengan berjamaah.
3. Niat melakukan
shalat tarawih
Lafadz niat shalat sunnah tarawih :
Ushollii sunatan Tarawehi rok'ataini
mustaqbilal qiblati adaa-an (immaan/ma'muman ) lillaahi ta'aalaa.
Artinya :
"Niat aku sholat sunah tahajud dua raka'at ( imam/ ma'mum) menghadap qiblat karena Allah".
Artinya :
"Niat aku sholat sunah tahajud dua raka'at ( imam/ ma'mum) menghadap qiblat karena Allah".
4. Sarat,rukun,bacaan,dan
cara mengerjakan salat tarawih sama dengan salat fardhu (diawali dengan
takbiratul ikhrom,dan diakhiri dengan salam).
5. Setiap 2
rakaat, atau 4 rakaat selesai salam disunnahkan membaca dzikir dan do’a.
4.
Shalat Witir
Shalat Witir
adalah shalat sunnah yang biasanya mengiringi shalat tarawih. Bilangan
rakaatnya
Adalah ganjil.
Shalat witir disunnahkan untuk dilakukan setiap malam setelah shalat isya,bukan
hanya pada bulan ramadhan saja.
Cara
melaksanakan shalat witir :
1. Jika shalat
witir dikerjakan 3 rakaat,maka boleh 2 kali salam, yakni 2 rakaat kemudian
diakhiri dengan salam. Lalu berdiri lagi shalat satu rakaat kemudian tahiyat
akhir diakhiri dengan salam.
Boleh langsung 3 rekaat 1 salam.
2. Jika shalat
witir dikerjakan 5 rakaat , 7 rakaat , 9 rakaat , atau 11 rakaat maka boleh
dikerjakan setiap 2 rakaat salam dan yang terakhir 1 rakaat salam, atau yang terakhir langsung 3
rakaat salam tanpa tahiyat awal.
3. Niat shalat
witir,
Lafadz niat shalat witir : Ushollii
sunatan witir rok'aataini mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aalaa.
Artinya :
"Niat aku sholat sunah witir dua raka'at menghadap qiblat karena Allah
Artinya :
"Niat aku sholat sunah witir dua raka'at menghadap qiblat karena Allah
pelaksanaan shalat witir sama seperti shalat fardhu.
4. Setelah selesai
shalat witir disunnahkan berdzikir dan berdo’a
Shalat dua gerhana (shalat khusu fain) adalah shalat
sunat yang dilakukan karena terjadi gerhana bulan ataupun gerhana
matahari.hukum melaksanakan kedua shalat gerhana tersebut adalah sunah muakad.
Waktu Pelaksanaan gerhana matahari adalah sejak awal
terjadinya gerhana sampai selesai atau tertutupnya matahari .
Adapun waktu pelaksanaan shalat gerhana bulan adalah sejak awal terjadinya gerhana bulan sampai akhir atau tertutupnya bulan tersebut.
Cara mengerjakan kedua shalat gerhana tersebut sama.Yang membedakan adalah niat.Shalat gerhana di laksanakan dengan cara sebagai berikut:
Adapun waktu pelaksanaan shalat gerhana bulan adalah sejak awal terjadinya gerhana bulan sampai akhir atau tertutupnya bulan tersebut.
Cara mengerjakan kedua shalat gerhana tersebut sama.Yang membedakan adalah niat.Shalat gerhana di laksanakan dengan cara sebagai berikut:
a. Mengerjakan
shalat sebanyak 2 rakaat,boleh dilakukan sendiri-sendiri , tetapi lebih utama
dikerjakan secara berjamaah.
b. Berniat
melakukan shalat sunat gerhana (matahari atau bulan)
c. Membaca do’a iftitah(pembukaan).
d. Membaca surah
alfatihah dan ayat al-quran dari surah yang panjang, seperti surah albaqarah
atau surah lain yang hampir sama panjangnya dengan surah tersebut. Namun, jika
dibaca surah yang pendek, shalat ini pun sah.
e. Rukuk dengan waktu yang hampir menyamai waktu berdiri.
f. Berdiri dan membaca surah al-fatihah, diikuti dengan membaca surah yang
lebih pendek dari surah yang pertama.
g. Ruku dengan
waktu menyamai waktu berdiri
h. Itidal
i.
Sujud
j.
Duduk diantara
2 sujud
k. Sujud
l.
Kembali berdiri
untuk melakukan rakaat kedua yang caranya sama dengan rakaat yang pertama,
hanya rakaat kedua lebih pendek dari rakaat yang pertama.
m. Membaca
tasyahud dan shalawat nabi
n. Salam
Adapun bacaan
takbir,al-fatihah,surah,dan salam dalam shalat gerhana bulan dinyaringkan
sedangkan dalam shalat gerhana matahari tidak dinyaringkan. Lafadz niat shalat gerhana :
Ushalli sunnatal khusuufi rak'ataini
lillahita'aalaa
artinya : "Aku niat
shalat gerhana bulan 2 rakaat karena Allah"
6. Shalat Istiqa',
shalat sunat yg dikerjakan
untuk memohon hujan kepada Allah SWT.
Niatnya :
Ushalli sunnatal Istisqaa-i
rak'ataini (imamam/makmumam) lillahita'aalaa
artinya :
"Aku niat shalat istisqaa
2rakaat (imam/makmum)
karena Allah"
Syarat-syarat mengerjakana Shalat
Istisqa :
a). 3hari sblmnya agar ulama
memerintahkan umatnya bertaobat dgn berpusa&meninggalkan segala kedzaliman
serta menganjurkan beramal
shaleh. Sebab menumpuknya dosa
itu mengakibatkan hilangnya rejeki&datangnya murka Allah.
"Apabila kami hendak
membinasakan suatu negeri, maka lbh dulu kami perbanyak orang-orang yg fasik,
sebab kefasikannyalah mereka disiksa, lalu kami robohkan (hancurkan) negeri
mereka sehancur-hancurnya" (Q.S.Al Isra:16).
b). Pd hari ke4 semua penduduk
trmsk yg lemah dianjurkan pergi kelapangan dgn pakaian sederana&tanpa
wangi-wangian utk shalat Istisqa'
c). Usai shalat diadakan
khutbah 2kali. Pd khutbah pertama hendaknya baca istigfar 9x dan pd khutbah
kedua 7x. Pelaksanaan khutbah istisqa berbeda dgn khutbah lainnya, yaitu
a. Khatib disunatkan memakai
selendang.
b. Isi khutbah menganjurkan byk
beristigfar,berkeyakinan bhw Allah SWT akan mengabulkan permintaan mereka.
c. Saat berdo'a hendaknya
mengangkat tangan setinggi-tingginya.
d. Saat berdo'a pd khutbah
kedua, khatib hendaknya menghadap kiblat membelakangi makmumnya.
niat shalat sesuai dengan
sholat mana yang akan kita krjkan.
B. Pengertian
Salat Sunah Munfarid
Shalat sunnat munfarid adalah shalat sunnat yang
dikerjakan secara sendirian. Contohnya:
1. Salat Tahiyatul Masjid
Salat tahiyatul masjid adalah salat yang dilakukan untuk
menghormati masjid. Salat dilakukan sebelum duduk. Jumlah rakaat nya sebanyak dua rakaat
[5]Cara
melaksanakan salat tahiyatul masjid :
1) Niat salat
tahiyatul masjid.
Niatnya :
Ushalli
sunnatal Tahiyatul Masjidi rak'ataini lillahi Ta'aalaa
Artinya : "aku niat shalat
sunnah tahiyatul masjid 2 rakaat karena Allah"
2) Bacaan dan gerakan
salat tahiyatul masjid sama seperti salat fardu lima waktu.
2. Shalat Tahajud
Shalat tahjud adalah shalat sunah yang di kerjakan
setelah tidur pada malam hari antara waktu solat isya sampai dengan fajar sidiq
(menjelang subuh). Waktu yang paling utama adalah dua per tiga malam,sekitar
pukul 02.00 dini hari. Jumlah rakaat paling sedikit dua rakaat dan paling
banyak tidak dibatasi.
Cara melaksanakan salat tahajud :
1) Niat shalat
tahajud
Ushalli
sunnatal tahajjudi rak'ataini lillahi Ta'aalaa
Artinya
: "aku niat shalat sunnah tahajjud 2rakaat krn Allah"
2) Bacaan dan
gerakan salat tahajud sama seperti salat fardlu lima waktu
3) Salam dan do’a
3. Salat
Istikharah
Salat istikharah adalah salat sunah yang dilakukan untuk
memohon petunjuk dari Allah SWT dalam menentukan pilihan terbaik diantara dua
pilihan atau lebih. Jumlah nya dua rakaat
Cara melaksanakan shalat istikharah :
1) Niat shalat
istikharah:
Ushalli sunnatal Istikharah rak'ataini lillahi Ta'aalaa
Artinya
:
"aku
niat shalat sunnah Istikharah 2rakaat krn Allah”
2) Bacaan dan
gerakan shalat istikharah sama seperti shalat fardlu lima waktu
3) Salam dan do’a
4. Shalat Dhuha
Shalat dluha adalah shalat sunah yang dilakukan pada
waktu pagi hari,sekurang kurang nya dua rakaat dan rakaat sebanyak banyak nya
12 rakaat. Adapun waktu lebih kurang dari pukul 07.00 pagi sampai masuk waktu
dzuhur .
Cara melaksanakan shalat dluha :
1) Niat shalat
dluha
Niatnya
:
Ushalli
sunnatal Dhuha rak'ataini lillahi Ta'aalaa
Artinya
: "aku niat shalat sunnah dhuha 2rakaat krn Allah”
2) Bacaan dan
gerakan shalat duha sama seperti shalat fardu lima waktu.
3) Salam dan do’a
5. Shalat Sunat
Wudlu’
Setiap kali seseorang berwudlu’, disunatkan mengerjakan
shalat sunat wudlu dua rakaat, dan cara mengerjakannya yaitu: Sehabis berwudlu’
sebagaimana biasa kita disunatkan membaca do’a:
Selesai membaca do’a tersebut, lalu melaksanakan shalat
sunat wudlu’ dua rakaat, dengan lafadz niatnya sebagai berikut:
Ushalli sunnatal wudlu-i
rak'ataini lillahi Ta'aala
Artinya : “Aku
niat shalat sunat wudlu’ dua rakaat karena Allah ta’ala.” Allahu Akbar.
Shalat ini dikerjakan sebagaimana shalat yang lain dengan
ikhlas sampai salam.
6. Shalat Sunnat Tasbih
Shalat sunnat tasbih ialah shalat yang sebagaimana
diajarkan oleh Rasulullah saw. kepada mamaknya Sayyidina Abbas Ibn Abdul
Muthalib.
Shalat tasbih ini dianjurkan mengamalkannya, kalau bisa
tiap-tiap malam, kalau tidak bisa tiap malam, maka sekali seminggu, kalau tidak
sanggup juga sekali seminggu, dapat juga dilakukan sebulan sekali atau setahun
sekali, dan kalau tidak bisa sekali setahun, setidak-tidaknya sekali seumur
hidup.
Cara
mengerjakannya
A). Niat
: Ushalli sunnatan tasbihi raka'ataini lilllahi ta'aalaa. artinya :"aku
niat shalat sunnah tasbih 2rakaat karena Allah"
B). Usai baca surat Al Fatehah, bc tasbih 15x.
C). Ruku', usai baca do'a
ruku, baca tasbih 10x.
D). Itidal, usai membaca do'a
'itidal, baca tasbih 10x.
E). Sujud, usai baca doa
sujud, baca tasbih 10x.
F). Usai baca do'a duduk
diantara2sujud, baca tasbi 10x.
G). Usai baca doa sujud kedua,
baca tasbih 10x.
Jmlh keseluruhan tasbih yg dibaca pd
tiap rakaatnya sebnyk 75x.
Lafadz bacaan tasbih yg dmksd
adalah sbg berikut :
Subhanallah wal hamdu lillahi
walaa ilaaha illallahu wallahu akbar
artinya :
"Maha suci Allah yang
Maha Esa. Segala
puji bagi Allah, Dzat yang
Maha Agung"
7. Shalat Sunnat
Taubat
Shalat sunnat taubat adalah shalat yang disunnatkan.
Shalat ini dilakukan setelah seseorang melakukan dosa atau merasa berbuat dosa
lalu bertaubat kepada Allah swt.
Lafadz niat
shalat taubat: Ushalli sunnatal Taubati
rak'ataini lillahi Ta'aalaa
Artinya:“Aku
niat shalat sunnat taubat dua rakaat karena Allah ta’ala.”Allahu Akbar.
Keutamaan
Shalat Sunnah Rawatib
Salah satu pembahasan dari Tuntunan
sholat sunah adalah sholat rawatib. Dari Ummu Habibah radhiyallahu
‘anha, Istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia berkata:
Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّى
لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ
إِلاَّ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ أَوْ إِلاَّ بُنِىَ لَهُ بَيْتٌ
فِى الْجَنَّةِ. قَالَتْ أُمُّ حَبِيبَةَ فَمَا بَرِحْتُ أُصَلِّيهِنَّ بَعْدُ
“Seorang hamba yang muslim melakukan shalat sunnah yang bukan
wajib, karena Allah, (sebanyak) dua belas rakaat dalam setiap hari, Allah akan
membangunkan baginya sebuah rumah (istana) di surga.” (Kemudian) Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha berkata,
“Setelah aku mendengar hadits ini aku tidak pernah meninggalkan shalat-shalat
tersebut.”
Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan shalat sunnah
rawatib, sehingga Imam an-
Nawawi
mencantumkan hadits ini sebagai hadits yang pertama dalam bab: keutamaan shalat
sunnah rawatib (yang dikerjakan) bersama shalat wajib (yang lima waktu),
dalam kitab beliau Riyadhus Shaalihiin.
Mutiara hikmah
yang dapat kita petik dari hadits ini:
- Sholat sunnah Rawatib adalah shalat sunnah yang dikerjakan sebelum dan sesudah shalat wajib lima waktu.
- Dalam riwayat lain hadits ini dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan dan memerinci sendiri makna “dua belas rakaat” yang disebutkan dalam hadits di atas, yaitu: empat rakaat sebelum shalat Zhuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah Magrib, dua rakaat sesudah Isya’ dan dua rakaat sebelum Subuh. Adapun riwayat yang menyebutkan: “…Dua rakaat sebelum shalat Ashar”, maka ini adalah riwayat yang lemah karena menyelisihi riwayat yang lebih kuat yang kami sebutkan sebelumnya.
- Keutamaan yang disebutkan dalam hadits di atas adalah bagi orang yang menjaga shalat-shalat sunnah rawatib dengan melaksanakannya secara kontinyu, sebagaimana yang dipahami dan dikerjakan oleh Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha, perawi hadits di atas dan demikian yang diterangkan oleh para ulama.
- Jika seseorang tidak bisa melakukan Shalat sunnah rawatib pada waktunya karena ada udzur (sempitnya waktu, sakit, lupa dan lain-lain) maka dia boleh mengqadha (menggantinya) di waktu lain. Ini ditunjukkan dalam banyak hadis shahih.
- Dalam hadis ini terdapat peringatan untuk selalu mengikhlaskan amal ibadah kepada Alah Ta’ala semata-mata.
- Hadits ini juga menunjukkan keutamaan amal ibadah yang dikerjakan secara kontinyu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Amal (ibadah) yang paling dicintai Allah Ta’ala adalah amal yang paling kontinyu dikerjakan meskipun sedikit.”
- Semangat dan kesungguhan para sahabat dalam memahami dan mengamalkan petunjuk dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, inilah yang menjadikan mereka lebih utama dalam agama dibandingkan generasi yang datang setelah mereka.
Dalam Tuntunan Sholat Sunah, Shalat Sunnah Rawatib
adalah shalat sunnah yang mengiringi shalat fardhu. Shalat Sunnah
Rawatib terdiri dari,
- 2 raka’at sebelum Shubuh
- 4 raka’at atau 2 raka’at sebelum Dhuhur
- 4 raka’at atau 2 raka’at sesudah Dhuhur
- 4 raka’at atau 2 raka’at sebelum Ashar
- 2 raka’at sebelum Magrib
- 2 raka’at sesudah Magrib
- 2 raka’at sebelum Isya’
- 2 raka’at sesudah Isya’
Dari 22 raka’at rawatib tersebut terdapat 10 raka’at yang sunnah
muakkad (karena tidak pernah ditinggalkan oleh Rosulullah SAW).Berlandaskan
hadist sebagai berikut,
Dari Ibnu Umar bahwa Rosulullah SAW senantiasa
menjaga(melakukan) 10 raka’at(rawatib) yaitu 2 raka’at sebelum Dzuhur dan 2
raka’at sesudahnya,2 raka’at sesudah magrib di rumah beliau,2 raka’at sesudah
Isya’ di rumah beliau SAW,dan 2 raka’at sebelum Shubuh (HR Imam Bukhari dan
Muslim).
Adapun 12 rakaat yang lain termasuk sunnah ghairu
muakkad,berdasarkan hadist sebagai berikut:
1. Dari Ummu Habibah,bahwa Rosulullah SAW bersabda,
“Barangsiapa senantiasa melakukan shalat 4 raka’at sebelum
Dhuhur dan 4 raka’at sesudahnya maka Allah mengharamkan baginya api neraka”(HR
Abu Dawud dan Tirmidzi)
2. Nabi SAW bersabda,
“Allah mengasihi orang yang melakukakn shalat emapat
raka’at sebelum shalat Ashar (HR Imam Ahmad,Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu
Huzaimah)
Shalat sunnah
sebelum shalat ashar boleh juga dilakukan dua raka’at berdasarkan sabda Nabi
SAW,
“Di antara dua adzan(adzan dan iqamah) terdapat shalat”(HR
Imam Bazzar)
- Nabi SAW bersabda,“Shalatlah kalian sebelum (shalat) Magrib,dua raka’at” (HR Imam Bukhari dan Muslim)
- Sahabat Nabi SAW Sayyidina Anas RA berkata,
“Di masa Rasulullah SAW kami shalat dua raka’at setelah
terbenamnya matahari sebelum shalat Magrib”(HR Imam Bukhari dan Muslim)
Ketentuan Shalat Sunnah Rowatib
1. Pengertian Shalat Sunnah Rowatib
1. Pengertian Shalat Sunnah Rowatib
Shalat Sunnah Rowatib adalah shalat sunah yang waktu
pelaksanaannya mengiringi shalat fardu lima waktu. Shalat tersebut
dilakukan sebelum atau sesudah shlat fardu. Sholat Sunat Rawatib yang
dikerjakan sebelum sholat fardu disebut rawatib qobliyah, sedangkan Sholat
Sunat Rawatib yang dikerjakan sebelum sholat wajib disebut rawatib bakdiyah.
2. Hukum Sholat Sunat Rawatib.
Sholat Sunat Rawatib
itu bila ditinjau dari segi hukumnya terbagi dua :
3. Sholat Sunat Rawatib Muakkad yaitu sholat
sunah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan, karena selalu dikerjakan oleh
Nabi Muhammad Saw.
Sholat Sunat Rawatib
Muakkad terdiri dari :
- Dua rakaat sebelum sholat Subuh.
- Dua rakaat sebelum sholat Zuhur.
- Dua rakaat sesudah Shola Zuhur.
- Dua rakaat sesudah sholat Magrib.
- Dua rakaat sesudah sholat Isya
Dalil naqlinya yang menjelaskan tentang Sholat
Sunat Rawatib Muakkad !
artinya:”Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: “Saya ingat
dari Rasulullah Saw, dua rakaat
sebelum Zuhur, dua rakaat sesudah Zuhur, dua rakaat sesudah
Magrib, dua rakaat
sesudah Isya, dan dua rakaat sebelum Subuh”. (HR.
Bukhari dan Muslim).
- Sholat Sunat Rawatib ghoiru Muakkad yaitu sholat sunah yang kurang dianjurkan untuk dilaksanakan, karena Nabi Muhammad Saw tidak selalu melaksanakannya. Sholat sunah Rawatibghairu Muakkad terdiri dari :
- Dua rakaat sebelum Sholat Zuhur.
- Dua rakaat sesudah Sholat Zuhur.
- Empat rakaat sebelum Sholat Ashar.
- Dua rakaat sebelum Sholat Magrib.
- Dua rakaat sebelum Sholat Isya.
Mempraktek Sholat Sunat Rawatib
Cara melaksanakan Sholat Rawatib baik sebelum mapun
sesudahnya (qobliyah dan ba’diyah dikerjakan dua rakaat sama dengan sholat
fardu baik gerakannya maupun bacaannya, tetapi yang berbeda hanyalah niatnya.
Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan sholat sunah rawatib sbb:
- Tidak didahului azan dan iqomah.
- Dilaksanakan secara munfarid (sendirian).
- Bacaannya tidak dinyaringkan.
- Jika lebih dari dua rakaat, maka setiap dua rakaan satu dalam.
- Sebaiknya tempat mengerjakan sholat rawatib pindah sedikit dari tempat mengerjakan sholat fardu.
- Diutamakan pada rakaat pertama membaca Surat Al Kafirun, dan pada rakaat kedua membaca Surat Al Ikhlas.
- Diawali dengan niat menurut macam sholatnya.
Niat melaksanakan sholat rawatib cukup dalam hati sesuai
dengan macam sholat rawatib tersebut, tetapi boleh diucapkan atau dilafalkan.
Adapun lafal niat sholat sunah rawatib sbb:
- Niat Sholat sunah rawatib qobliyah Subuh (sebelum
sholat subuh)
اُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً للهِ تَعَالَى
artinya: “Saya niat sholat sunah sebelum Subuh dua rakaat
karena Allah”
- Niat Sholat sunah rawatib qobliyah Zuhur (sebelum
sholat Zuhur)
اُصَلِّى سُنَّةَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً للهِ تَعَالَى
artinya: “Saya niat sholat sunah sebelum zuhur dua rakaat
karena Allah”
- Niat Sholat sunah rawatib ba’diyah Zuhur (sesudah
sholat Zuhur)
اُصَلِّى سُنَّةَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً للهِ تَعَالَى
artinya: “Saya niat sholat sunah sesudah Zuhur dua rakaat
karena Allah”
- Niat Sholat sunah rawatib qobliyah Asar (sebelum sholat
Asar)
اُصَلِّى سُنَّةَ الْعَصْرِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً للهِ تَعَالَى
artinya: “Saya niat sholat sunah sebelum asar dua rakaat
karena Allah”
- Niat Sholat rawatib qobliyah Magrib (sebelum sholat
Magrib)
اُصَلِّى سُنَّةَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً للهِ تَعَالَى
artinya: “Saya niat sholat sunah sebelum Magrib dua rakaat
karena Allah”
- Niat Sholat sunah rawatib ba’diyah Magrib (sesudah
sholat Magrib)
اُصَلِّى سُنَّةَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً للهِ تَعَالَى
artinya: “Saya niat sholat sunah sesudah Magrib dua rakaat
karena Allah”
- Niat Sholat rawatib qobliyah Isya’ (sebelum sholat
Isya’)
اُصَلِّى سُنَّةَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً للهِ تَعَالَى
artinya: “Saya niat sholat sunah sebelum Isya’ dua rakaat
karena Allah”
- Niat Sholat rawatib ba’diyah Isya’ (sesudah sholat
Isya’)
اُصَلِّى سُنَّةَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً للهِ تَعَالَى
artinya: “Saya niat sholat sunah sesudah Isya’ dua rakaat
karena Allah”
Fungsi Shalat Sunat Berjamaah dan
Munfarid
Shalat sunat
yang dikerjakan secara berjamaah atau pun sendirian memiliki beberapa fungsi ,
diantaranya adalah:
1. Untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT
2. Meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
3. Menambahkan
amal ibadah kepada Allah SWT
4. Menambah nilai
pahala
5. Mewujudkan
sikap hormat dan menjunjung tinggi perintah Allah SWT
6. Ungkapan rasa
syukur kepada Allah SWT
7. Pewujudan rasa
cinta kepada Allah SWT.,dan 8. Meningkatkan rasa persaudaraan sesama muslim serta
menambah syiar islam (sholat sunat yang dikerjakan secara berjamaah).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sholat
sunnah adalah ibadah sholat yang diajarkan oleh Rasulullah SAW di luar sholat
yang hukumnya wajib. Sholat sunnah dikerjakan guna mendekatkan diri kepada
Allah SWT, menyempurnakan sholat fardhu, bertaubat kepada Allah SWT agar
hajatnya dikabulkan, meningkatkan derajat dan martabat serta menjernihkan akal
pikiran setiap pelakunya.
Dasar
pelaksanaan sholat sunnah sangat kuat dan mendasar. Sholat sunnah didasari oleh
hadis dan sunah Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Dalil tersebut yang
kemudian dijabarkan oleh para ulama dan umara untuk disampaikan pada seluruh
ummat muslim, baik itu jenis maupun tata cara pelaksanaannya yang sesuai dengan
hadis dan sunnah.
Sholat
sunnah terbagi menjadi 2 yaitu :
Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan
dengan penekanan yang kuat (hampir mendekati wajib), seperti salat dua hari
raya, salat sunah witir dan salat sunah thawaf.
Ghairu Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan tanpa
penekanan yang kuat, seperti salat sunah Rawatib dan salat sunah yang sifatnya
insidentil (tergantung waktu dan keadaan, seperti salat kusuf/khusuf hanya
dikerjakan ketika terjadi gerhana).
Dalam pengerjaannya, sholat sunnah dapat dilakukan secara
berjamaah maupun munfarid, harus sesuai dengan tata cara yang telah ditentukan
serta pada waktu dan tempat yang afdhal.
Saran
Sholat
sunnah akan mendapatkan pahala apabila di kerjakan, maka apabila kita ingin
mendapatkan pahala tambahan di samping sholat wajib dapat di laksanakan dengan
melakukan sholat sunnah, wallohu a’lam.
Daftar Pustaka
v
http://paismpn4skh.wordpress.com/2010/01/02/shalat-sunah-berjamaah-dan-munfarid/
http://s1.isla sunahmhouse.com/data/id/ih_articles/chain/Summary_of_the_Islamic_Fiqh_Tuwajre/03_Worship/02_Salah/id_salat_16a.pdf
v http://orgawam.wordpress.com/2008/05/27/macam-macam-shalat-sunnah/
v http://el.ibbien.com/index.php/kajian-fiqh/215-tata-cara-shalat-hari-raya-idul-fitri-dan-idul-adha-
v Ika Setyani. 2010.
Pendidikan Agama Islam. Jakarta. Swadaya Murni
v Drs.H.Ali Rosyidi. 2007.
Pendidikan Agama Islam. Jakarta. Tunas Melati
[2]
http://nurhasanah.blog.com/2010/06/28/materi-salat-sunnah-berjamaah-dan-munfarid/
http://paismpn4skh.wordpress.com/2010/01/02/shalat-sunah-berjamaah-dan-munfarid
[4]
http://kaahil.wordpress.com/2012/04/04/bagus-tatacara-niat-doa-panduan-sholat-gerhana-bulan-matahari-kusufkhusufyang-benar-rukun-hukum-sholat-gerhana-waktu-sholat-gerhana-kaifiyatpanduan-sholat-gerhana-s/
[5]Abdul Kadir Nuhuyanah, Pedoman& Tuntunan Sholat
Lengkap,Jakarta:Gema insani, 2002, Hlm 68
Terima kasih
BalasHapus